Kemampuan manusia secara umum dapat digolongkan menjadi dua, hard skill dan soft skill. Apabila hard skill merupakan kemampuan akademik, soft skill adalah istilah sosiologis yang merujuk pada sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, kepekaan / kepedulian, serta optimisme.
Soft skill terbagi lagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah kualitas personal, antara lain: tanggung jawab, percaya diri, mampu bersosialisasi, self-management, dan integritas/kejujuran. Sementara yang kedua adalah interpersonal skill, yaitu kemampuan dalam berinteraksi, meliputi kepemimpinan, kemampuan bernegosiasi, mampu bekerjasama dalam tim, mampu berbagi ilmu dengan orang lain, serta dapat melayani klien/pelanggan. Soft skill paling dibutuhkan secara umum adalah interpersonal skill dan team working skill.
Hasil survei dari National Association of College and Employee (NACE), USA (2002), kepada 457 pemimpin, mengenai 20 kualitas penting seorang juara. Hasilnya berturut-turut adalah:
1.kemampuan komunikasi,
2.kejujuran/integritas,
3.kemampuan bekerja sama,
4.kemampuan interpersonal,
5.beretika,
6.motivasi/inisiatif,
7.kemampuan beradaptasi,
8.daya analitik,
9.kemampuan komputer,
10.kemampuan berorganisasi,
11.berorientasi pada detail,
12.kepemimpinan,
13.kepercayaan diri,
14.ramah,
15.sopan,
16.bijaksana,
17.indeks prestasi (IP >= 3,00),
18.kreatif,
19.humoris, dan
20.kemampuan berwirausaha.
Survei diatas menunjukkan bahwa prestasi akademik belum dapat menentukan kesuksesan seseorang, justru soft skill yang berpengaruh besar dalam kesuksesan. Menurut CPA Journal, 20% kesuksesan ditentukan oleh hard skill dan 80% oleh soft skill.
Soft skill tidak dapat dipelajari dengan hanya membaca buku, namun diperlukan praktik secara langsung. Organisasi merupakan tempat yang sangat memadai untuk melatih soft skill. Walaupun dalam organisasi nantinya akan menguras tenaga, waktu, dan pikiran, namun disitulah poinnya. Kita akan dituntut untuk belajar untuk membagi waktu, mengefisiensikan tenaga, dan membuat skala prioritas.
Dalam hidup ini tidak ada segala sesuatu yang sempurna. Ada kalanya kita gagal, walaupun kita sudah all out dalam bekerja. Namun justru dari kegagalan itulah kita akan menginstrospeksi diri, dan dapat menjadikannya pelajaran untuk masa yang akan datang.
Ayo, mulailah berorganisasi! :)
referensi